Sungai Desa Pela,Surga Bagi Pesut.

Desa Pela merupakan salah satu desa yang berada di pinggir sungai Mahakam yang sebagian besar penduduknya adalah sebagai nelayan air tawar.

Sungai Desa Pela,Surga Bagi Pesut.
Pesut Mahakam termasuk katagori hewan yang dilindungi karena keberadaannya  hanya sekitar 80 ekor di Sungai Mahakam. Sedangkan yang sering melewati jalur Sungai Pela ada sekitar 20 ekor.

balikpapantv.co.id- SUNGAI Mahakam dan Provinsi Kaltim selalu melekat dengan spesies langka ikan lumba-lumba air tawar atau yang dikenal dengan Pesut. Kalangan peneliti barat lebih mengenal hewan ini dengan nama Irrawaddy Dolphin. Kendati sangat langka, ikan pesut hingga saat ini masih ditemui. Nah, untuk melihat langsung dan menyapa ikan pesut, perlu perjuangan. Dari Tenggarong pusat Kabupaten Kutai Kartenegara, perjalanan darat selama 2 jam ke sebuah desa. Kemudian menyusuri sungai menuju sebuah danau bernama Danau Semayang, tempat belasan satwa ikan Pesut. Meski perjuangan berat, perjalanan sangat mengasyikan, perjalanan darat dan sungai yang menuju Desa Pela.

Desa Pela merupakan salah satu desa yang berada di pinggir sungai Mahakam yang sebagian besar penduduknya adalah sebagai nelayan air tawar. Uniknya, dari 12 desa yang ada dengan mayoritas etnis Kutai sedangkan satu-satunya penduduk dengan mayoritas etnis Banjar di Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara. Masyarakat Desa Pela terbagi atas 6 RT dengan jumlah 172 kepala keluarga serta 577 jiwa. Dari letak geografis, desa sebelah utara berbatasan dengan Desa Muhuran, sebelah selatan Desa Sangkuliman, sebelah barat dengan Desa Semayang, dan sebelah timur dengan Desa Liang Ulu.

Sesuai dengan Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 250/SK-BUP/HK/2019 tentang lokasi desa wisata.

Kabupaten Kutai Kartanegara, dalam diktum keputusannya disebutkan bahwa Desa Pela ditetapkan sebagai desa wisata dengan berbasis wisata sungai dan danau dengan ekosistem mamalia langka pesut Mahakam atau lumba-lumba air tawar. Wisata danau adalah karena letak geografis Desa Pela yang berada di dekat danau semayang. Selain itu, hampir 95% Mayarakat bekerja sebagai nelayan. maka aktifitas masyarakat yang didominasi oleh penangkapan ikan, sangat bergantung pada keberadaan Sungai Pela dan Danau Semayang. Desa Wisata Pela juga menjadi daerah kawasan konservasi perairan dan kawasan ekonomi esensial  untuk keberlangsungan dan kelestarian pesut Mahakam.

Pesut  Mahakam adalah Spesies mamalia Yang hidup di air tawar. Pesut Mahakam termasuk katagori hewan yang dilindungi karena keberadaannya  hanya sekitar 80 ekor di Sungai Mahakam. Sedangkan yang sering melewati jalur Sungai Pela ada sekitar 20 ekor.

Sejarah desa terbentuknya  nama Desa Pela  ada 2 suku yang pertama kali datang yaitu dari suku Banjar dan suku Bugis.

Sejarah datangnya suku Banjar ke Desa Pela yaitu akibat perperangan Raja Banjar sehingga mata pencaharian mereka terganggu. Maka mereka memutuskan merantau ke Kalimantan Timur tepatnya di Desa Pela untuk lari dari perperangan. Hal ini juga diistilahkan dengan kata pelarian oleh suku Banjar. sedangkan sejarah suku Bugis datang ke Desa Pela yaitu untuk mencari ikan dan menjadi nelayan.

Desa Pela pada saat itu mengalami kemarau panjang dan cuacanya sangat panas maka orang Bugis menyebut dengan MaPELAi (panas).

Semakain tahun penduduk semakin bertambah hingga tiba. Kepala Suku Banjar dan Bugis ingin menamai kampung, lalu diadakan musyawarah. Suku Banjar ingin menamai kampung dengan nama PELArian Sedangkan suku Bugis ingin menamai kampung dengan nama maPELAi. Maka kepala suku bersepakat untuk mengambil jalan tengah yaitu agar nama yang diusulkan diambil dengan nama PELA saja. Karena PELA dari PELArian bisa masuk dan dari maPELAi juga bisa. Akhirnya semua bersepakat menamai kampung dengan nama “ PELA ”.