Israel Berondong Warga Palestina Antre Bantuan Makanan, 112 Orang Tewas

Pada Kamis (29/2/2024) Pasukan Israel menyerang ribuan warga Gaza yang menyerbu konvoi 38 truk bantuan, menembakkan senjata pada saat bantuan disalurkan. Serangan itu menyebabkan setidaknya 112 orang tewas dan 750 luka-luka.Saksi mata mengatakan kekerasan terjadi ketika warga menuju truk bantuan, dan sumber di Israel mengklaim bahwa IDF melepaskan tembakan peringatan karena merasa terancam. Kejadian ini menuai kecaman dari sejumlah negara dunia.

Israel Berondong Warga Palestina Antre Bantuan Makanan, 112 Orang Tewas

balikpapantv.co.id-Pada 29 Februari 2024,Pasukan Israel menyerang warga Gaza yang menyerbu truk makanan saat bantuan diberikan, dengan menembakkan senjata yang mengakibatkan lebih dari 100 orang tewas. Ribuan orang putus asa dan lapar mengepung konvoi 38 truk bantuan, dan akibatnya beberapa orang terluka termasuk tertabrak truk. Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan pada Jumat bahwa setidaknya 112 orang tewas dan 750 luka-luka akibat serangan tersebut. Insiden ini menjadi tambahan jumlah korban tewas warga Palestina yang disebabkan oleh serangan Israel, yang sebelumnya telah mencapai 30.000 jiwa akibat konflik yang terjadi.

"Kekerasan terjadi ketika ribuan orang bergegas menuju truk bantuan di bundaran Nabulsi barat kota," kata seorang saksi, menolak menyebut nama karena alasan keamanan.

"Tentara menembaki kerumunan ... saat orang-orang terlalu dekat," tambahnya.

Sumber di Israel mengakui bahwa tentara telah melepaskan tembakan ke arah kerumunan, namun mengklaim bahwa IDF beranggapan hal itu "menimbulkan ancaman". Juru bicara Israel, Daniel Hagari, menyatakan bahwa militer melepaskan beberapa tembakan peringatan untuk mencoba membubarkan massa yang menyergap konvoi 38 truk bantuan di Gaza.

 Ketika kerumunan sudah terlalu besar, Hagari mengatakan bahwa konvoi tersebut mencoba mundur dan ia membantah bahwa tembakan pasukan Israel menyebabkan warga terluka, melainkan menyebutnya sebagai "insiden malang" yang terjadi pada saat pembagian makanan.

Gambar udara juga menunjukkan ratusan warga yang mengelilingi truk bantuan. Tindakan Israel ini menuai kecaman dari sejumlah negara dunia, termasuk Arab Saudi yang mengecam dengan keras dan menyebutnya sebagai "penargetan" terhadap warga sipil tak bersenjata.

Kuwait dan Uni Emirat Arab (UEA) juga mengeluarkan kecaman atas tindakan Israel, sedangkan Qatar memperingatkan akan membuka jalan bagi perluasan siklus kekerasan jika Israel mengabaikan darah warga Palestina. 

Prancis mengutuk "penembakan Israel" dan menyebutnya tak dapat dibenarkan terhadap warga sipil di mana Menteri Luar Negeri Spanyol juga menyatakan bahwa peristiwa tersebut merupakan hal yang tak dapat diterima. 

Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa (UE), Josep Borrell, mengecam serangan tersebut dan menyebutnya sebagai "pembantaian", sedangkan Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan darurat tertutup mengenai insiden tersebut pada Kamis sore. 

Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mengatakan sedang memeriksa "dua versi yang saling bertentangan" mengenai insiden tersebut, merujuk pada kesaksian warga dan Israel. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS tetap meminta jawaban dari Israel atas kejadian ini.

"Insiden penembakan itu akan mempersulit upaya untuk menengahi gencatan senjata," kata Biden seraya menyebut kesepakatan apa pun kemungkinan besar tidak akan terjadi pada hari Senin ini, jadwal yang telah dia prediksi sebelumnya.

Berdasarkan laporan dari Gedung Putih, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah menghubungi pemimpin Qatar dan Mesir secara terpisah melalui panggilan telepon. Dalam percakapan tersebut, ia membahas tentang gencatan senjata dan insiden bantuan yang "tragis dan mengkhawatirkan" yang terjadi di Gaza.