Rahmalinda Barack dan Revolusi Gender

Tujuannya sederhana saja, yaitu keadilan dan kesetaraan gender dalam ekonomi perempuan yang mandiri dengan cara membagi kesempatan, membagi ilmu yang dirinya dapat kepada perempuan lain.

Rahmalinda Barack dan Revolusi Gender
Perempuan harus mandiri secara ekonomi untuk membantu ekonomi keluarga tetapi tanpa meninggalkan kodrat sebagai perempuan maupun sebagai istri.

balikpapantv.co.id - Samarinda, Apa artinya menjadi seorang perempuan? dan Bagaimana masyarakat mengakui kontribusi perempuan dalam ekonomi?, dua pertanyaan yang coba dijawab oleh perempuan bernama Rahmalinda Barack yang berasal dari kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).

Selayang Pandang

Sebagai perempuan mandiri secara ekonomi Rahmalinda Barack mengaku pernah mendapat pandangan yang pesimistis dari beberapa orang karena dikaitkan dengan fakta bahwa dia adalah perempuan, berhenti bekerja dari perbankan dan orangtua tunggal. Dirinya memutuskan untuk banting setir menjadi penggiat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) .

"Ada yg pesimis dan meragukan, tapi saya percaya dan yakin pasti bisa, saya mulai dgn jualan di BigMall
Dikatakan orang gila
enak-enak kerja di Bank malah resign,tapi sekarang Alhamdulillah semua terjawab dan banyak yang resign mengikuti jejak saya,".

“Mungkin kalau saya laki-laki mereka tidak pesimis karena mungkin laki-laki kan merasa punya tanggung jawab keluarga,
sementara pas saya jadi ibu saya harus bisa menjadi ibu dan menjadi kepala keluarga tunggal juga,”.

Rahmalinda saat ini merupakan ketua Mom Preneur, yang banyak menangani penggiat UMKM dari kalangan perempuan yang mencoba mandiri secara ekonomi.

Kisah Rahmalinda tidak selamanya semanis madu untuk menjadi perempuan mandiri secara ekonomi hingga dirinya mendapat penghargaan Gender Champion.

Bukan usaha warisan dari orang tua atau keluarganya untuk menjadi seperti sekarang ini.

Perempuan harus mandiri secara ekonomi untuk membantu ekonomi keluarga tetapi tanpa meninggalkan kodrat sebagai perempuan maupun sebagai istri.

Rahmalinda Barack di ujung telepon mengatakan pernyataan itu dengan nada tegas.

Pernyataan tegas itu lahir dari adanya Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) terhadap kaum perempuan dan seringkali perempuan menjadi korban rentenir, inilah yang melahirkan sebuah komunitas Mom Preneur di kota Samarinda.

Empati dan simpati Rahmalinda tidak berhenti hanya sebatas perasaan. Dari kejadian yang sering dialami kaum perempuan, Rahmalinda menguatkan “nawaitu”nya harus melakukan sesuatu untuk perempuan.

Lalu dimulailah pembentukan Mom Preneur oleh Rahmalinda dan teman teman yang memiliki “nawaitu” yang sama untuk kemandirian ekonomi perempuan agar tidak terkoyak-koyak dalam nestapa KDRT.

Mom Preneur .

Kesempatan untuk mengangkat derajat keadilan dan persamaan gender mulai terbuka lebar pada tahun 2019 yang menjadi titik awal terbentuknya Mom Preneur. Dalam tiga tahun memperjuangkan ekonomi kaum perempuan di Samarinda, pada tahun 2021 Rahmalinda dianugerahi penghargaan Gender Champion dari Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda.

“2019 bersama kawan saya Widie Farmawati, kemudian Pak Tutuk dan Pak Yusuf Arif Setiawan dari BI Kaltim, saya dirikan Mom Preneur,” kenangnya.

Tujuannya sederhana saja, yaitu keadilan dan kesetaraan gender dalam ekonomi perempuan yang mandiri dengan cara membagi kesempatan, membagi ilmu yang dirinya dapat kepada perempuan lain.

Awal setelah terbentuk mom preneur, Rahmalinda dan salah seorang kawannya Windie Farmawati datang dari pintu ke pintu untuk mengajak para kaum perempuan yang mengalami KDRT atau yang terjerat rentenir untuk diajak berdiskusi tentang masalah ekonomi yang dihadapi dan bagaimana solusi pemecahannya.

Dalam perkembangannya, satu persatu dari kaum perempuan tersebut mulai menjadi anggota mom preneur. Mom preneur bukan saja sebuah komunitas kaum perempuan yang bersifat perkumpulan anggota saja, namun ikut mendampingi kaum perempuan yang terjebak KDRT dan terjerat cengkraman rentenir untuk bisa lebih mandiri secara ekonomi tanpa meninggalkan kodratnya sebagai seorang perempuan.

Disinilah,saat awal perkembangannya membentuk komunitas mom preneur ujian sebenarnya dirasakan oleh Rahmalinda dan kawan-kawan sejawatnya dalam komunitas tersebut.

Ada satu pengalaman yang tidak dilupakan oleh dirinya sendiri, yang menjadi bagian dari catatannya dan berpengaruh pada komunitas yang dirinya pimpin.

Rahmalinda kemudian mengungkapkan satu kejadian dimana satu mantan anggota mom preneur yang telah dibantu untuk biaya kegiatannya namun biaya tersebut tidak digunakan sesuai kebutuhan yang diperuntukan.

Kisah seperti itu yang menjadikan Rahmalinda berhati-hati dalam memilih anggota komunitas yang dia pimpin.

"Anggota tersebut sudah keluar sebelum kami keluarkan, kami membantu untuk pengembangan perempuan mandiri secara ekonomi, jadi harus menggunakan dana yang kami berikan secara tepat, meskipun kecil, "jelasnya.

Penghargaan

Memperjuangkan hak perempuan dalam ekonomi di Samarinda, Rahmalinda Barack dianggap mewakili sosok "Kartini" baru di Samarinda.

Para penerima penghargaan gender champion adalah sosok wanita yang berani menembus batasan gender yang tidak kenal kata menyerah dengan tujuan untuk mendorong perempuan Samarinda menjadi perempuan yang berdaya dan setara kedudukannya. Lantaran kehadiran peran Rahmalinda dan mom preneur dianggap bisa menjadikan perempuan Samarinda menjadi lebih baik.

Ini adalah penghargaan prestisius bagi Rahmalinda. Penghargaan ini diberikan kepadanya, karena dia dianggap tidak lelah untuk terus memperjuangkan hak-hak ekonomi perempuan Samarinda.

Penghargaan gender champion, kata Rahmalinda,saat saya tanya apa maknanya penghargaan itu bagi dirinya,merupakan pengakuan kinerja mom preneur untuk perjuangan hak-hak ekonomi bagi perempuan Samarinda.

Dan artinya bukan untuk dirinya semata, tetapi untuk semua kaum perempuan yang ada di Samarinda.

“Penghargaan tersebut sebagai pengakuan terhadap kerja mom preneur bagi hak-hak perempuan secara ekonomi, juga pengakuan terhadap perempuan Samarinda,” lanjutnya.

Harapan

Kerja-kerja yang diwujudkan dirinya bersama mom preneur dibarengi harapan yang masih diimpikannya.

Padahal pemkot Samarinda ingin menciptakan 10 ribu penggiat UMKM tandas peraih penghargaan gender champion tahun 2021 itu.

Dia lantas mengatakan,perlu adanya suatu wadah atau fasilitas bangunan untuk menampung hasil produk UMKM dari para kaum ibu atau perempuan di kota Samarinda.

“Saya punya harapan kedepannya ada ruko atau bangunan untuk menampung hasil produk UMKM para kaum ibu atau perempuan di Samarinda,” harapnya.

Ditambahkan Rahmalinda bantuan alat atau permodalan dari suatu instansi bisa merata sehingga pengembangan dan penciptaan UMKM yang dicanangkan pemkot Samarinda bisa tercapai.

Jika Perempuan Tidak Mandiri Secara Ekonomi

Apa akibatnya jika perempuan tidak mandiri secara ekonomi? Tanya saya.
 
"Meningkatnya KDRT," tandas Rahmalinda.

Menurutnya, persoalan KDRT perempuan harus dianggap sebagai persoalan utama.

“Tanpa mengurangi kodrat dan peran perempuan sebagai seorang istri dan sebagai seorang ibu, kita harus akui tanpa kemandirian ekonomi untuk perempuan maka KDRT akan meningkat dan kemudian akan menjadikan perempuan sebagai masyarakat kelas dua,” paparnya.

Staf pengajar di Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas Samarinda ini kemudian menjelaskan bahwa mom preneur memiliki metode untuk memutuskan mata rantai rentenir di kalangan kaum perempuan.

"Kami punya koperasi yang dipimpin ibu Windie Farmawati, kaum perempuan yang ingin pinjam dana kami berikan dengan pengembalian dana nanti tanpa bunga sepeserpun, namun untuk pinjaman dana kedua nah kami terapkan sharing profit atau bagi keuntungan,tanpa memberatkan satu sama lain nya,ini cara kami memutus mata rantai rentenir," katanya dengan nada tegas.

Setelah Penghargaan

"Banyak yang mensuport kami" begitulah kalimat yang meluncur dari mulut Rahmalinda, saat saya tanya bagaimana respon dari orang yang dirinya kenal setelah mendapat penghargaan gender champion.

Mom preneur pun menjadi lebih dikenal masyarakat luas dari berbagai kalangan. Dirinya tidak menampik akan adanya jaringan yang bertambah yang menurut Rahmalinda menjadi sebuah keuntungan dalam potensi kemajuan kaum perempuan.

Perubahan ke arah yang positif itulah yang coba digambarkan oleh Rahmalinda kepada saya. Di masa lalu mungkin kita sering mendengar kalimat "dapur,pupur,kasur", sebuah kalimat yang membuat kaum perempuan tidak pernah memiliki kesempatan untuk terlibat dalam proses pengembangan dirinya.

Ruang partisipasi bagi perempuan Samarinda saat ini sudah terbuka lebar." Cuma perlu ada payung hukum bagi ekonomi mandiri untuk kaum perempuan,".

Idealnya menurut Rahmalinda payung hukum itu tidak hanya melindungi fisik perempuan saja namun juga melindungi segi ekonominya juga,sehingga ruang untuk perempuan bisa diberikan pemerintah secara maksimal.

"Jadi masih banyak urusan yang masih harus diselesaikan," ucap Rahmalinda di sambungan telepon.

Rahmalinda dan mom preneur mungkin satu dari sekian banyak di Indonesia yang ikut mendorong kaum perempuan berperan aktif dalam pembangunan ekonomi daerah. Dan ini tidak mudah.

Perlu edukasi dan sosialisasi intensif untuk membuka sebuah "ruangan" bagi kaum perempuan.

Dalam upaya tersebut, Rahmalinda dan kawan-kawannya telah melakukan "jalan panjang menuju harapan" yang telah dicoba oleh Kartini ratusan tahun lalu bahwa semua yang dilakukan oleh masyarakat bisa lebih responsif terhadap isu gender.