Mengenang Norbaiti Isran Noor Putri Loa Janan Yang Memikat Sang Raja Naga

Almarhumah terlalu banyak kenangan yang indah dan manis. beliau telah mengakhiri tugas itu dengan sangat baik

Mengenang Norbaiti Isran Noor Putri Loa Janan Yang Memikat Sang Raja Naga

balikpapantv.co.id , SAMARINDA- Berita duka sontak terkembang dan menyeruak di penjuru Negeri Benua Etam pada Rabu 23 Mei 2023 lalu. Norbaiti Binti Amlan Tasin atau lebih dikenal dengan Norbaiti Isran Noor,telah tutup usia di umur 54 Tahun. Sosoknya yang ramah pada siapapun menjadi kesedihan tersendiri bagi yang ditinggalkan. Terutama keluarganya yaitu tiga orang anak dan Suaminya Isran Noor yang saat ini masih menjadi Gubernur Kaltim. 

Norbaiti, Isran dan Segala Kenangan

Menikah pada 15 Maret 1991, Norbaiti berpulang terlebih dahulu meninggalkan Isran Noor dan tiga anaknya, yaitu Rais, Siti Rahmawati, dan Icha, serta sejumlah cucu.

Almarhumah pun disebut telah menderita sakit kanker yang cukup lama dan dalam perawatan beberapa bulan sebelumnya. Ada suatu kalimat yang mungkin sering kita dengar “dibalik pria yang sukses pasti ada wanita hebat di belakangnya, inilah kalimat yang menurut saya paling cocok menggambarkan pasangan Isran Noor dan mendiang Norbaiti.

Sepeninggal mendiang istrinya, Isran mengatakan sang pujangga hatinya ingin dimakamkan disamping rumah yang notabene juga menjadi tanah kelahirannya.

“Ini permintaan beliau waktu sakit di Jakarta, jadi kami makamkan di halaman samping rumah ini titiknya disana,” ucapnya. 

Isran pun mengatakan, bahwa kematian ini adalah sesuatu yang pasti. Namun tempat dan waktunya tidak ada yang mengetahui. "Bagaimanapun dengan keadaan ini yah kami terima dengan keikhlasan," ungkapnya. 

Wajah Gubernur Kaltim yang biasanya ceria dan penuh tawa, seketika berubah menjadi sendu dan berair pada matanya. Bahkan, dari tatapan matanya tercermin jika Isran Noor sangat mencintai sang istrinya ini. 

"Almarhumah terlalu banyak kenangan yang indah dan manis. "Telah selesai melaksanakan tugasnya di dunia yang fana ini, dan sekarang menghadap kehadirat Allah Subhanahu Wata'ala," bebernya. 

Mengenang kesetiaan mendiang istri Gubernur Kaltim, Norbaiti Isran Noor, rutin memasak untuk suami, meski punya banyak asisten rumah tangga (ART).

Ketegaran tampak dari wajah Gubernur Kaltim, Isran Noor saat mengiringi jenazah istrinya, Norbaiti yang dimakamkan di rumah pribadi, Jalan Adipura No. 21 Perumahan Karpotek, Sungai Kunjang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

Mengenakan pakaian putih, Isran Noor terlihat tabah dan ikhlas melepas kepergian Norbaiti. Terlalu banyak kenangan manis yang ditinggal Norbaiti selama 32 tahun menikah dengan Isran Noor.

Kasih Sayang Untuk Sang Raja Naga

Semasa hidupnya, Norbaiti tak pernah absen memasak untuk Isran Noor, meski punya banyak ART. Pada tahun 2018 silam, Norbaiti pernah bercerita tentang kehidupannya bersama Isran Noor. Ketika di rumah, Isran Noor tidak pernah mau sarapan jika bukan berasal dari masakan tangan Norbaiti.

"Bapak (Isran Noor) itu gak mau makan kalau bukan saya yang memasak. Saya setiap hari memang memasak khusus untuk bapak, ada ikan, sayur kuah, dan sambal, menu wajib yang harus ada di meja makan," ungkap Norbaiti, semasa hidupnya pada awal Isran Noor menjabat. 

Bukan karena Isran Noor manja, tetapi Norbaiti yang ingin memastikan makanan untuk suami harus steril dan sehat.

"Pak Isran kalau di rumah jangan dikasih daging sapi dan ayam potong untuk menjaga kesehatan. Biasanya daging sapi dan ayam itu bapak makannya di luar saat menghadiri acara undangan," ucap Norbaiti.

Politik Keibuan Norbaiti

Norbaiti sendiri pernah menjabat sebagai anggota DPR RI dari Partai Demokrat pada tahun 2013,melalui proses Pergantian Antar Waktu (PAW) setelah Yusran Aspar terpilih menjabat sebagai Bupati Penajam Paser Utara (PPU).

Mendiang Norbaiti pun mendapat kesempatan kedua terpilih kembali menjadi anggota DPR RI untuk periode 2014 sampai dengan 2019.

Tidak cukup di ajang legislatif saja,Norbaiti mencoba menjajaki di ajang pertarungan Pilkada Kutai Timur, sebagai calon Bupati yang berpasangan dengan Ordiansyah Tarlan, mereka menggunakan perahu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), dan Partai Keadilan Persatuan Indonesia (PKPI). Dikesempatan berbeda balikpapantv.co.id mewawancarai Ordiansyah melalui aplikasi WhatsApp, Ordiansyah pun mencoba mengingat sebuah kisah unik yang tidak terlupakan saat berpasangan dengan Norbaiti dalam Pilkada Kutai Timur.

Ordiansyah mengisahkan mendiang Norbaiti menerapkan politik keibuan dalam setiap kampanye saat Pilkada tersebut.

“ Saya ingat setiap kampanye, beliau selalu memposisikan dirinya bukan sebagai seorang elite politik yang ada batasan, namun beliau tidak segan-segan membantu tuan rumah tempat kami berkampanye untuk menyiapkan makanan untuk para tamu yang hadir dalam kampanye kami, ibarat seorang ibu siapkan makanan untuk anaknya,”ucapnya.

Meskipun pasangan Norbaiti-Ordiansyah kalah dari Ismunandar-Kasmidi dalam ajang Pilkada Kutai Timur, namun tidak menyurutkan Norbaiti dalam berkiprah untuk masyarakat khususnya dalam bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Isran Noor : Terlalu banyak kenangan yang indah dan manis

Gubernur Kaltim Isran Noor pun turut  menyampaikan pesan dan kesan terakhir, mengenang almarhumah istri tercinta.

"Saya atas nama almarhumah menyampaikan mohon maaf apabila ada perilaku yang kurang menyenangkan kepada ibu bapak sekalian, baik yang hadir di sini maupun yang tidak hadir di sini kami mohon maaf sebesar-besarnya," kata Isran Noo

"Dan terakhir saya ingin menyampaikan secara pribadi bahwa almarhumah terlalu banyak kenangan yang indah dan manis. beliau telah mengakhiri tugas itu dengan sangat baik," ungkapnya.

Tempat Peristirahatan Terakhir Sang Putri Loa Janan.

Dalam momen pemakaman mendiang Norbaiti memiliki keunikan tersendiri. Dimana biasanya kebanyakan umat muslim dimakamkan di tempat pemakaman umum atau muslimin. Namun memang, di Kaltim sendiri pemakaman di samping halaman rumah menjadi hal yang biasa. 

Hal ini sebagai adat atau khas suku tertentu, menurut sejarahwan Kaltim, Muhammad Sarip menyebut belum bisa memastikan hal itu. Dirinya menyebut memang beberapa bangsawan dan turunan kerjaaan kerap kali melakukan hal yang serupa. 

"Biasanya kalangan bangsawan, pejabat atau orang penting lainnya. Kalau dibilang ini merupakan adat atau dari suku mana masih belum bisa dipastikan. Karena perlu ada penelitian, " ucapnya. 

Sarip juga menyebutkan, dirinya menemukan sebuah karya lukisan sebagai wujud potret Samarinda pada tahun 1897 yang merupakan gambar milik Carl Bock asal Norwegia. Dimana saat itu kamera belum ada untuk mengabadikan suasana Samarinda. 

Tampak dari gambar tersebut sebuah rumah di tepi sungai yang diperkirakan anak sungai Mahakam. Dimana berdiri bangunan rumah panggung dan terdapat tiga nisan makam yang telah dibuat dipekarangan rumah tersebut. 

Sarip membenarkan, bahwa memang sejak dulu masyarakat di Samarinda dan daerah lain menganggap bahwa makam di depan rumah menjadi hal yang biasa dan bukan untuk ditakuti. 

"Saya tidak berani menyebutkan kalau itu adat dari Kutai, sebab dari Undang Undang Barajananti, pepanji salatin itu tidak ada teknik penguburan dekat area rumah. Itu belum ditemukan. Yang ada dokumentasinya justru orang Samarinda jaman dulu," tutupnya.