Visi Misi Jadi Pertimbangan Pemilih Kaum Muda

KPU telah menetapkan 204.807.222 daftar pemilih tetap untuk pemilu 2024, dengan 56% pemilih pada rentang usia 17-42 tahun. Pemilih muda mempertimbangkan visi-misi calon pemimpin dan mencari informasi di portal berita online dan media sosial.

Visi Misi Jadi Pertimbangan Pemilih Kaum Muda
Pemilih muda kesulitan memahami visi-misi kandidat secara mendalam, yang mengarah pada kurangnya informasi.

balikpapantv.co.id - KPU telah menetapkan 204.807.222 daftar pemilih tetap pada Pemilu 2024 dan 56% dari total pemilih tersebut adalah pemilih muda dalam rentang usia 17-42 tahun. Pemilih muda ini cenderung mempertimbangkan visi-misi calon peserta pemilu dan melihat arah dan tujuan yang diusung para calon pemimpin. Hal ini diungkapkan oleh lembaga riset independen, Kolokium.id. ”Anak muda ini sebenarnya peka dengan kondisi politik saat ini,” papar Suko Widodo, ketua peneliti Kolokium.id, ketika dihubungi Jawa Pos kemarin (2/2).

Generasi muda mengandalkan portal berita online, Instagram, dan Twitter sebagai acuan utama dalam mencari informasi politik karena kecepatan dan fleksibilitasnya. Kendati demikian, menurut survei Kolokium.id, kemudahan mengakses informasi politik di media digital tidak sejalan dengan ketersediaan informasi mengenai gagasan dari setiap peserta pemilu terutama dari calon anggota legislatif.

Hal ini dapat merugikan para pemilih muda karena visi-misi para calon pemimpin menjadi kriteria utama dalam memilih. Menurut Suko dari Kolokium.id, para peserta pemilu tampak meremehkan pentingnya gagasan dalam kontestasi politik, sehingga sulit untuk menemukan gagasan yang dibawa oleh para kontestan tersebut. ”Di baliho-baliho, misalnya, rata-rata tidak ada visi-misi yang dibawa,” ungkap Suko. 

Tidak hanya peserta pemilu paruh baya, tapi juga pemuda yang mengajukan diri sebagai kontestan mengalami kesulitan mengakses informasi karena media tidak dikelola dengan baik, kata dosen komunikasi Universitas Airlangga.

Pemilih muda kesulitan memahami visi-misi kandidat secara mendalam, yang mengarah pada kurangnya informasi. Suko merekomendasikan agar para peserta pemilu memanfaatkan media sosial untuk menyampaikan informasi interaktif dan menjadikan informasi tentang visi-misi lebih sederhana agar mudah dipahami oleh anak muda.

”Mereka butuh informasi yang substansial, namun ringkas dan padat,” tutur Suko.