TelkomGroup Sukses Meluncurkan Satelit Merah Putih 2 dari Cape Canaveral, Florida
Telkom dan Telkomsat meluncurkan Satelit Merah Putih 2 menggunakan roket Falcon 9 dari Cape Canaveral, Florida pada hari Selasa lalu. Satelit ini adalah satelit ke-11 TelkomGroup dan memakai teknologi High Throughput Satellite (HTS) dengan kapasitas hingga 32 Gbps. Satelit ini diharapkan menjadi broadband satelit paling dapat diandalkan di Indonesia karena kombinasi dari kedua frekuensi yang dimilikinya, di mana frekuensi C-Band memiliki performa terbaik terhadap cuaca.
balikpapantv.co.id- Telkom bersama anak usahanya, Telkomsat berhasil meluncurkan Satelit Merah Putih 2 dari Cape Canaveral, Florida pada hari Selasa (20/2) pukul 15.11 waktu setempat atau Rabu (21/2) pukul 03.11 Waktu Indonesia Barat. Satelit ini adalah satelit ke-11 TelkomGroup dan merupakan satelit pertama mereka yang menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) atau broadband satelit. Peluncuran satelit ini dilakukan dengan roket Falcon 9 dan akan berada di orbit di posisi 113 BT.
“Ini merupakan milestone penting bagi TelkomGroup khususnya dalam mendukung terwujudnya pemerataan akses konektivitas di seluruh Indonesia bahkan di daerah 3T. Keberadaan Satelit Merah Putih 2 ini juga menjadi fondasi yang memperkuat portofolio bisnis satelit TelkomGroup yang dijalankan Telkomsat,” ujar Direktur Utama Utama Telkom, Ririek Adriansyah dari Cape Canaveral, Florida.
Satelit Merah Putih 2 dilengkapi dengan kapasitas hingga 32 Gbps dan memiliki transponder aktif frekuensi C-band dan Ku-band. Satelit ini bertugas untuk menjangkau seluruh wilayah Indonesia. K
arena Indonesia adalah negara di kawasan khatulistiwa yang memiliki curah hujan tinggi, Satelit Merah Putih 2 diharapkan menjadi satelit HTS atau broadband satellite paling dapat diandalkan di Indonesia karena kombinasi dari kedua frekuensi yang dimilikinya, di mana frekuensi C-Band memiliki performa terbaik terhadap curah hujan.
Satelit ini dirakit menggunakan platform Spacebus 4000B2 yang memiliki desain usia 15 tahun, yang dibuat oleh Thales Alenia Space sebagai kontraktor utamanya. Thales Alenia Space bertanggung jawab atas desain, konstruksi, pengujian, dan pengiriman satelit ke lokasi peluncuran.
Perusahaan manufaktur satelit Thales Alenia Space bertanggung jawab atas fase mulai dari peluncuran satelit hingga pengujian performa saaat sudah berada di orbit. Mereka akan memberikan dukungan penuh terhadap sistem pengendalian satelit dari stasiun pengendali (ground control) serta melatih Telkomsat agar mampu mengoperasikan broadband satelit ini sepanjang masa pakai.
Untuk peluncuran satelit, Telkomsat bermitra dengan SpaceX dan menggunakan roket Falcon 9. Selain itu, Jasindo bekerja sama dengan Telkomsat untuk mengantisipasi risiko satelit dan Telesat sebagai konsultan dari Telkomsat dalam pengadaan dan manufaktur satelit.
Menurut Direktur Wholesale & International Service Telkom, Bogi Witjaksono, Satelit Merah Putih 2 memiliki tiga misi: meningkatkan ketahanan infrastruktur digital nasional, mempertahankan slot orbit Indonesia di 113 BT, dan memperkuat portofolio bisnis satelit dengan meningkatkan kapasitas internal menjadi 42,4 Gbps.
Lebih lanjut, Direktur Utama Telkomsat, Lukman Hakim Abd Rauf, menjelaskan bahwa teknologi HTS dengan desain cakupan area di bumi yang kecil namun banyak (multi-spots beam) mampu menghasilkan kekuatan pancar satelit yang besar di area yang dilingkupi oleh beam tersebut. Kekuatan pancaran satelit ini sebanding dengan besarnya data yang mampu dikirim oleh satelit ke lokasi tersebut.
“Satelit broadband ini memungkinkan sumber daya frekuensi yang dapat digunakan berulang (frequency reuseable), sehingga hal ini berpotensi untuk menaikkan jumlah kapasitas yang dimiliki satelit HTS,” jelas Lukman.
Lukman mengatakan bahwa proses pemilihan mitra dan pengadaan satelit telah dilakukan dengan aspek kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang baik. Di samping itu, pemilihan mitra juga mempertimbangkan biaya per Gbps yang paling rendah untuk menghasilkan satelit dengan kapasitas yang lebih besar dan harga jual yang kompetitif.
Satelit Merah Putih 2 dijadwalkan siap beroperasi pada bulan April 2024 dan akan digunakan untuk membantu pemerataan digital di Indonesia, mengembangkan bisnis maritim, dan mendukung kedaulatan data melalui pengurangan ketergantungan pada kapasitas satelit asing.