Suara Partai Anak Bungsu Meroket Sentuh Angka 3 Persen,Bagaimana Tanggapan Jubir TPN Ganjar-Mahfud ?
Suara PSI kini telah mencapai 3,13% dan menjadi perhatian publik. Penambahannya dianggap terlalu cepat dalam waktu sekitar dua jam, dengan 19 ribu suara dari 110 Tempat Pemungutan Suara (TPS). Muhammad Syaeful Mujab, juru bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, mempertanyakan anomali suara yang didapatkan oleh partai lain yang dipimpin oleh putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep. Menurutnya, peningkatan suara PSI bisa dikatakan sebagai anomali karena tidak sebanding dengan jumlah TPS yang terinput, dan adanya pengambilan suara dari partai lain untuk mempengaruhi hasil suara dari PSI
balikpapantv.co.id - Suara PSI mengalami kenaikan drastis dalam real count Pemilu 2024, mencapai 3,13%, dan menuai sorotan publik. Juru bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Muhammad Syaeful Mujab, menyebut peningkatan suara PSI seperti dilanda ledakan dalam waktu sekitar dua jam, dengan penambahan sebanyak 19 ribu suara dari 110 Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Pada Jumat (1/3) sekitar pukul 17.00 WIB, suara PSI hanya memperoleh 2.331.716 suara, tetapi dua jam kemudian, yakni sekitar pukul 19.00 WIB, suara PSI naik menjadi 2.351.307 dengan penambahan sebanyak 19.591 suara. Pada pukul 20.00 WIB, suara PSI kembali naik hingga mencapai 2.360.132 dengan tambahan sekitar 8.825 suara dalam waktu satu jam, yang menimbulkan kekhawatiran terhadap pelonjakan suara PSI yang dilakukan dengan cara-cara yang tidak wajar.
"Modusnya juga bisa mainin suara tidak sah. Lumayan banget ini formulir D1 di Kota Salatiga aja ada 15k suara nggak sah. Apalagi kota dengab populasi yang lebih padat," kata Mujab kepada wartawan, Minggu (3/3).
Mujab melaporkan bahwa pada sekitar pukul 21.00 WIB, suara PSI menambah sebanyak 3.375 menjadi 2.363.507. Namun, ia mempertanyakan anomali suara yang didapatkan oleh partai yang dipimpin oleh putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep.
Mujab menyatakan bahwa peningkatan suara PSI bisa dikatakan sebagai anomali. Laju penambahan suara PSI tidak sebanding dengan jumlah TPS yang terinput, yang menunjukkan sebuah kejanggalan. Ia khawatir bahwa ada pengambilan suara dari partai lain untuk mempengaruhi hasil suara dari PSI. Mujab juga menduga bahwa hal ini bisa mempengaruhi partisipasi dalam Pilpres.
"Bisa saja caplok suara parpol lain atau main di angka partisipasi Pilpres," terangnya.