Stabilitas Jasa Keuangan Kaltim Terjaga Sepanjang 2023 Berkat Pertumbuhan Positif Aset dan Kredit

Stabilitas Jasa Keuangan Kaltim Terjaga Sepanjang 2023 Berkat Pertumbuhan Positif Aset dan Kredit.

Stabilitas Jasa Keuangan Kaltim Terjaga Sepanjang 2023 Berkat Pertumbuhan Positif Aset dan Kredit

balikpapantv.co.id-Jasa keuangan di Kaltim dan nasional tetap stabil sepanjang tahun lalu berkat permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, dan pengendalian risiko yang baik. Hal ini memungkinkan jasa keuangan untuk menghadapi perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Made Yoga Sudharma, Kepala OJK Kaltim, menyatakan bahwa kinerja perbankan di Kaltim menunjukkan pertumbuhan positif hingga Desember 2023. Terlihat dari peningkatan aset dan pengumpulan dana pihak ketiga (DPK).

Yoga Sudharma menyebutkan bahwa aset perbankan di Kaltim mencapai Rp 174,92 triliun pada Desember 2023, naik 12,06 persen (year on year/yoy) dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara itu, DPK perbankan mencapai Rp 155,76 triliun atau meningkat 6,47 persen (yoy). Komposisi DPK di Kaltim didominasi oleh tabungan dan giro, dengan total Rp 116,33 triliun atau sekitar 75 persen dari total DPK.

“Tak hanya aset dan DPK, kegiatan usaha terus bertumbuh seiring pertumbuhan kredit yang terus meningkat pada kredit lokasi bank dan lokasi proyek,” ungkapnya, Selasa (6/2).

Yoga Sudharma menjelaskan bahwa penyaluran kredit bank di Kaltim pada akhir Desember 2023 mencapai Rp 88,76 triliun, meningkat 12,66 persen (year on year/yoy), sedangkan penyaluran kredit bank untuk proyek di Kaltim adalah Rp 185,02 triliun, tumbuh 12,60 persen (yoy) dibandingkan dengan posisi Desember 2022. Dalam hal tingkat risiko, rasio non-performing loan (NPL) gross adalah 2,01 persen dan NPL net sebesar 0,84 persen untuk kredit lokasi bank, dan NPL gross sebesar 1,11 persen dan NPL net sebesar 0,45 persen untuk kredit lokasi proyek.

Menurutnya, pertumbuhan kredit di Kaltim terjadi bersamaan dengan pertumbuhan sektor usaha secara serentak dibandingkan dengan periode Desember 2022. Berdasarkan lokasi bank, sektor usaha pemilikan peralatan rumah tangga (pinjaman multiguna) merupakan kontributor terbesar dengan 20,50 persen dan pertumbuhan 10,08 persen (yoy), terkait adanya kebutuhan akan barang konsumsi. Di sisi lain, sektor pertambangan dan penggalian merupakan kontributor terbesar pada lokasi proyek, yaitu 24,73 persen dengan pertumbuhan 40,59 persen (yoy).

“Kami berharap, pertumbuhan perbankan ini dapat sustain atau berkelanjutan sehingga menunjang pertumbuhan ekonomi Kaltim. Oleh karena itu, kepada perbankan diharapkan dapat menjaga pertumbuhan ini dengan mengedepankan praktik-praktik perbankan yang sehat,” pungkasnya.