PLN Indonesia Power dan China Energy Sepakat Kaji Pengembangan Energi Hijau Skala Besar di Sulawesi

PLN dan CEEC meneken kerja sama pengembangan proyek energi hijau di Sulawesi untuk mencapai target Net Zero Emissions pada tahun 2060 atau lebih awal. RUKN akan merancang pembangkit EBT dan jaringan green transmission line antarpulau. PLN memprioritaskan pembangkit listrik berbasis hidro dan geothermal 32 GW dan surya serta angin 28 GW, ditambah dengan distribusi listrik hijau antarpulau. CEEC berkomitmen mendukung Indonesia mencapai target NZE dan

PLN Indonesia Power dan China Energy Sepakat Kaji Pengembangan Energi Hijau Skala Besar di Sulawesi
Ekosistem EBT Indonesia akan ditekankan pada pembangkit berbasis hidro dan geothermal sebesar 32 Gigawatt (GW) serta pembangkit berbasis surya dan angin sebesar 28 GW.

balikpapantv.co.id- PT PLN (Persero), melalui Sub Holding PLN Indonesia Power, telah menandatangani Perjanjian Studi Pengembangan Bersama atau Joint Development Studi Agreement (JDSA) dengan China Energy Engineering Group Co., Ltd (CEEC) terkait pengembangan proyek energi hijau secara komprehensif di Sulawesi. 

Dalam agenda transisi energi di Indonesia, PLN terus menjalin sinergi dengan mitra nasional dan global untuk pengembangan energi baru terbarukan (EBT) secara massif. Hal ini sejalan dengan rencana Pemerintah untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat. 

Dalam waktu dekat, Pemerintah akan merilis Rencana Usaha Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) yang baru yang akan mengatur pembangunan pembangkit EBT skala besar dan green transmission line yang menghubungkan antar pulau di Indonesia. 

Dalam desain RUKN terbaru, dinyatakan bahwa ekosistem EBT Indonesia akan ditekankan pada pembangkit berbasis hidro dan geothermal sebesar 32 Gigawatt (GW) serta pembangkit berbasis surya dan angin sebesar 28 GW. Oleh karena itu, pengembangan green transmission line menjadi sangat penting untuk mendistribusikan listrik hijau antarpulau.

”Ada _mismatch_ antara lokasi sumber hidro dan geothermal dengan pusat beban. Untuk itu, kita perlu menghubungkan Sumatera ke Jawa, Kalimantan ke Jawa, Nusa Tenggara Timur ke Jawa, Kalimantan ke Sulawesi, yang di dalamnya akan ada proyek besar perancangan dan pengembangan _green transmission line,”_ lanjut Darmawan.

Song Hailiang, Board Chairman of CEEC Group, menyatakan bahwa pihaknya siap untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam mencapai target NZE pada tahun 2060 atau bahkan lebih cepat. Menurutnya, CEEC yakin dapat memberikan dukungan tersebut karena pernah menjalin kerja sama jangka panjang dalam pengembangan EBT dengan PLN. Song menyimpulkan bahwa Indonesia merupakan mitra penting Tiongkok dalam mewujudkan target NZE 2060 dan bersama-sama berkontribusi terhadap pembangunan yang berkelanjutan.