Otorita IKN Membekali Penerima Ganti Rugi Lahan dengan Kemampuan Keuangan Kewirausahaan

Dalam pembangunan IKN tidak hanya berkutat pada aspek fisik seperti gedung-gedung, perkantoran, dan infrastruktur lainnya, namun juga harus memperhatikan pembangunan aspek non-fisik, khususnya dalam hal meningkatkan daya saing dan kompetensi manusia.

Otorita IKN Membekali Penerima Ganti Rugi Lahan dengan Kemampuan Keuangan Kewirausahaan
Seminar ini dilaksanakan dengan tujuan agar warga penerima UGR, semua mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam lagi tentang pentingnya pengelolaan keuangan di tingkat keluarga serta mendapatkan ilmu mendasar terkait kewirausahaan.

balikpapantv.co.id,BALIKPAPAN- Warga yang terkena dampak dari pembangunan infrastruktur Ibu Kota Nusantara (IKN) dan menerima Uang Ganti Kerugian (UGR) dari pemerintah pusat diberikan pelatihan untuk mengelola keuangannya dan meningkatkan kesejahteraannya. Sesuai Undang-Undang No. 2 Tahun 2012, pengambilan tanah untuk kepentingan umum dilakukan dengan memberikan ganti rugi yang adil dan pantas, termasuk dalam bentuk uang.

Program yang dilaksanakan oleh Otorita IKN adalah bagian dari program Kedeputian Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat (Sosbudpemas) Direktorat Pemberdayaan Masyarakat. Program ini digelar di Hotel Novotel Balikpapan dari tanggal 14 hingga 16 Oktober 2023, dengan pelatih dari Lembaga Konsultan Pengembangan Usaha atau Business Development Services (BDS) Riwani Globe Semarang sebagai narasumber.

“Kami sangat mengharapkan masyarakat penerima ganti kerugian hak atas tanah pembangunan IKN dan telah lama mendiami daerah itu sebelum adanya IKN, memiliki kemampuan untuk dapat mengelola sumber daya keuangannya,” ujar Kepala Otorita IKN diwakili Staf Khusus Keselamatan Publik Otorita IKN, Brigjen Pol Edgar Diponegoro saat membuka kegiatan Sabtu kemarin. 

Kemampuan masyarakat yang menerima UGR dari pemerintah pusat untuk mengelola keuangan akan berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan keluarga.

'Terkait seminar ini, lanjutnya, dilaksanakan dengan tujuan agar warga penerima UGR, semua mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam lagi tentang pentingnya pengelolaan keuangan di tingkat keluarga serta mendapatkan ilmu mendasar terkait kewirausahaan.

Menurutnya, pembangunan nasional memiliki berbagai implikasi termasuk memberikan ganti rugi atas tanah yang terkena dampak pembangunan, seperti yang terjadi pada pembangunan Ibu Kota Nusantara, yang diharapkan akan menjadi kota yang paling dicintai di dunia atau The Most Livable and Loveable City in The World.

“Beberapa waktu lalu, tentunya kita dapat mengingat kejadian ”kampung Miliarder” di Tuban. Di mana sebagian masyarakat di sana mendapatkan ganti kerugian hak atas tanah yang telah diberikan oleh PT. Pertamina,” urainya.

Tentu, sambungnya, mereka tidak pernah terpikirkan bahwa ternyata mereka diberikan kesempatan untuk menjadi seorang ”Sultan” yang secara umum sebelumnya mereka bekerja sebagai petani dan peternak. Namun, akibat tidak mendapatkan bekal yang cukup untuk mengelola sumber daya keuangan tersebut, gelar ”Sultan” yang mereka miliki akhirnya hanyalah menjadi gelar sesaat. 

“Karena uang yang mereka terima itu, hanya digunakan untuk memuaskan nafsu konsumtif, tanpa adanya perencanaan keuangan yang baik untuk keluarga mereka kedepannya,” tuturnya. Edgar menegaskan bahwa ilmu terkait pengelolaan keuangan dan kewirausahaan tidak boleh dianggap remeh, mengingat kemampuan pengelolaan keuangan tingkat keluarga merupakan faktor penopang utama dalam meningkatkan kesejahteraan. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, Otorita IKN berharap agar kejadian tersebut tidak terulang pada masyarakat IKN, terutama pada penerima UGR atas tanah untuk pembangunan IKN.

“Kami sangat mengharapkan masyarakat eksisting yang telah tinggal di IKN dari sebelum adanya IKN itu sendiri tidak hanya menjadi penonton, tetapi menjadi pemain dalam keterlibatan untuk membangun IKN,” kata Edgar. 

Menurutnya, dalam pembangunan IKN tidak hanya berkutat pada aspek fisik seperti gedung-gedung, perkantoran, dan infrastruktur lainnya, namun juga harus memperhatikan pembangunan aspek non-fisik, khususnya dalam hal meningkatkan daya saing dan kompetensi manusia.

“Saya berpesan kepada peserta kegiatan jangan pernah malu untuk bertanya, serap sebanyak-banyaknya ilmu yang telah diberikan oleh narasumber. Bawalah ilmu tersebut kembali ke IKN dan praktekkan sebagai bekal diri dalam membangun IKN,” tutupnya.

Menurut laporan dari Ketua Panitia kegiatan, Adi Kustaman, kegiatan ini berbentuk seminar yang dimulai dari sebuah pemikiran bahwa masyarakat penerima ganti rugi atas tanah pembangunan IKN dapat memiliki peran penting dalam pengelolaan keuangan pribadi dan keluarga mereka. Untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengelola dana dengan bijaksana, penting untuk memberikan pengetahuan tentang keuangan keluarga dan kewirausahaan. Sebanyak 80 orang mengikuti seminar ini, dan untuk memaksimalkan efektivitas pembelajaran, kegiatan ini dibagi menjadi dua kelas yang masing-masing diikuti oleh 40 orang. Ketua Panitia menilai bahwa seminar ini dapat membantu meningkatkan pemahaman peserta tentang manajemen keuangan yang sehat, mengurangi risiko keuangan, dan membantu mereka mencapai tujuan keuangan yang lebih baik.

“Materi yang diberikan adalah bagaimana menetapkan sasaran keuangan yang bijak. lalu menyusun perencanaan keuangan rumah tangga dan Kewirausahaan dan bagaimana menyusun rencana tabungan yang baik, selain itu masih ada beberapa topik materi lain yang akan disampaikan oleh narasumber,” terangnya.

Ia berharap bahwa seminar ini akan membantu peserta dalam memperoleh pemahaman tentang bagaimana mendapatkan ide usaha yang paling sesuai, cara mencapai tujuan keuangan, serta membantu mereka dalam melakukan perencanaan dan pengelolaan pendapatan, pengeluaran, pinjaman, investasi, dan simpanan secara bijaksana. Selain itu, ia menyebut bahwa kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara Otorita IKN dan BDS Riwani Globe Semarang.