Melindungi Anak dari Trauma Akibat Pelecehan Seksual Online,Orang Tua Harus Paham Jenis-Jenis Cyberbullying
Cyberbullying dapat meninggalkan jejak digital yang memperburuk keadaan korban yang sudah terpojok. Dalam kasus pelecehan seksual online, korban dapat mengalami trauma yang parah.
balikpapantv.co.id-Miris melihat banyaknya kasus pelecehan anak yang terjadi di Indonesia. Pelecehan seksual kini menjadi kasus kejahatan paling serius, yang memerlukan perhatian khusus karena dapat berdampak negatif terhadap korban secara psikologis. Pelecehan seksual kadang-kadang dikategorikan sebagai cyberbullying karena terjadi baik secara langsung maupun online.
Cyberbullying adalah jenis perundungan yang bersifat agresif melalui teknologi digital, dan sering ditemukan di media sosial, platform obrolan, dan aplikasi game online. Salah satu contoh perilaku cyberbullying adalah mengirim pesan berisi konten seksual dan ancaman untuk menyebar gambar pornografi, serta menyebarkan informasi memalukan tentang korban. Sosial media menjadi faktor utama dalam meningkatnya kasus pelecehan online pada anak-anak, yang belum sepenuhnya memahami cara menggunakan internet secara bijak.
Cyberbullying dapat meninggalkan jejak digital yang memperburuk keadaan korban yang sudah terpojok. Dalam kasus pelecehan seksual online, korban dapat mengalami trauma yang parah. Benarkah media sosial dapat memicu tindakan kekerasan dan pelecehan seksual pada anak? Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo), hal itu memang mungkin terjadi karena media sosial tidak hanya terdiri dari teks, tetapi juga mencakup gambar, foto, video, dan lainnya.
Anak-anak mudah mengakses media sosial dan mempelajari banyak hal darinya. Namun, Kominfo sering menerima laporan tentang situs web yang memperlihatkan konten kurang senonoh. Media sosial memiliki dampak positif dan negatif tergantung pada bagaimana penggunanya menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Peran orang tua sangat penting dalam mengawasi anak-anak mereka dari bahaya cyberbullying dan pelecehan seksual online. Penting bagi orang tua untuk menjalin komunikasi yang harmonis dengan anak mereka agar merasa nyaman berbicara dan bercerita. Orang tua juga dapat memberikan nilai-nilai dan pemahaman kepada anak mereka tentang hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan, serta membahas mengenai perilaku yang berbahaya dan aman. Pola asuh yang tepat dalam pemberian akses pada gadget juga menjadi perhatian utama dalam kasus-kasus ini.
Orang tua memiliki tanggung jawab untuk terus mengawasi penggunaan gadget anak mereka, termasuk memeriksa tontonan, aplikasi, dan permainan yang digunakan oleh anak ketika menggunakan gadget. Selain itu, orang tua juga dapat memasang beberapa filter atau pembatas pada gadget anak untuk memastikan penggunaan yang aman dan sesuai untuk usia anak.