Dulu Dibuang Sekarang Disayang, Sampah Riwayatmu Kini. Singapura Mulai Curi-Curi Pandang Sampah Kota Balikpapan, Minimal 1K Perhari.
Investor Singapura tertarik dalam mengelola sampah Balikpapan. Mereka menargetkan minimal produksi sampah 1.000 ton per hari.
balikpapantv.co.id, BALIKPAPAN- Geliat investasi di kota minyak Balikpapan mulai menunjukkan arah trend yang positif pasca pandemic covid-19. Investasi di bidang lingkungan nampaknya menjadi trend baru di Balikpapan. Seperti halnya investor asal Singapura yang mulai tertarik dengan pengelolaan sampah di Balikpapan yang sebelumnya telah mendapat informasi tentang keberadaan TPA Manggar.
Tingkatan pembahasan pun berlanjut saat kedutaan besar Singapura bersama para investor berkunjung ke IKN dan Balikpapan beberapa waktu lalu, namun niatan itu nampaknya sedikit terkendala karena ternyata produksi sampah kota Balikpapan masih di kisaran 450 ton per hari.
Kepala Bappeda Litbang Murni mengatakan, pihaknya telah melakukan presentasi dan menawarkan beragam hal yang potensial. Namun, investor tertarik dalam mengelola sampah Balikpapan. Mereka menargetkan minimal produksi sampah 1.000 ton per hari.
Sementara itu, saat ini produksi sampah di TPA Manggar masih berkisar 400–450 ton per hari. Artinya jika hanya mengandalkan produksi sampah di Balikpapan, maka tidak mampu memenuhi syarat yang diminta investor. “Jadi ide ini sudah kami lempar ke provinsi agar bisa mencapai minimal 1.000 ton sampah per hari,” ujarnya.
Murni menjelaskan, jika kerja sama terwujud investor berperan sebagai pihak ketiga. Sistemnya mereka punya teknologi untuk kelola sampah. Kemudian TPA diserahkan kepada investor. “Tugas kita suplai sampah dan menjaga kontinuitas pasokan sampah dengan syarat 1.000 ton per hari,” sebutnya.
Sehingga pihaknya menyerahkan ide bisnis ini ke provinsi. Mengingat Balikpapan tak memenuhi syarat tersebut. Rencananya ada TPA regional. Saat ini, TPA regional sedang dibahas oleh provinsi dan IKN. “Kami belum tahu posisi lokasinya di mana. Provinsi yang mengurus TPA regional khusus antisipasi IKN,” sebutnya.
Nantinya TPA regional bisa untuk pengelolaan sampah IKN dan beberapa kota di sekitarnya. “Ada juga yang tertarik bisnis properti di Balikpapan. Tapi pembahasannya berlanjut antara sesama investor properti,” imbuhnya. Sementara itu, Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi sempat bertemu investor asal Negeri Singa tersebut.
Dia mengatakan, kapasitas sampah di Balikpapan belum bisa masuk untuk investasi pengelolaan sampah dari perusahaan Singapura tersebut. “Kalau investor mau datang silakan, tapi mereka juga harus tinjau dulu,” imbuhnya. Ternyata produksi sampah tidak cukup dan harus menggabungkan sampah dari beberapa kota.
Misalnya, Samarinda, Kukar, Balikpapan, dan lain-lain. “Tidak masalah. Kalaupun tidak ada investor bisa gunakan cari lain seperti pengelolaan kompos,” imbuhnya. Dia menuturkan, rencana pendirian TPA regional kini masih dalam penyusunan sebagai bentuk antisipasi IKN.
Namun, jika membangun TPA regional hanya khusus untuk memenuhi produksi sampah menjadi industri, pihaknya harus melakukan kajian terlebih dulu. “Perlu kajian efektif atau tidak. Jangan sampai nanti mengumpulkan sampah lebih sulit dibanding pengelolaan di kabupaten/kota masing-masing,” tandasnya.