Dua Kampus di Kutai Timur Tak Masuk Dalam Daftar Bantuan Pendidikan Dari Bayan Group, Luka dan Duka Bagi Dunia Pendidikan Kutai Timur.
IKA STIPER menyerukan untuk pemkab Kutim evaluasi anak perusahaan Bayan Group yaitu PT.Perkasa Inakakerta yang beroperasi di Kecamatan Bengalon di Kutim, karena kurang memikirkan pendidikan masyarakat di Kutim

balikpapantv.co.id, BALIKPAPAN- Bantuan pendidikan kembali digelontorkan oleh salah satu korporasi pertambangan batu bara Bayan Group yang memiliki sebuah anak usaha dengan daerah operasi di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), ke beberapa perguruan tinggi di Pulau Jawa dan di Kalimantan Timur sendiri membuat beberapa pihak bersuara. Walaupun anggaran bantuan pendidikan itu juga “singgah” di Kaltim, namun hal itu di anggap belum cukup untuk sebuah upaya Kabupaten Kutim yang berusaha meningkatkan kapasitas dan kualitas sumber daya manusianya.
Ketua Ikatan Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (IKA STIPER), Aleks Bhajo mengatakan, jika bantuan pendidikan itu diberikan pada tiga universita yang ada di Kaltim,harusnya Bayan Group juga berikan bantuan pendidikan di Kutim, yang ada anak usaha mereka beroperasi.
“ IKA STIPER menyerukan untuk pemkab Kutim evaluasi anak perusahaan Bayan Group yaitu PT.Perkasa Inakakerta yang beroperasi di Kecamatan Bengalon di Kutim, karena kurang memikirkan pendidikan masyarakat di Kutim,” katanya.
Moh. Ali B. Musa S. Hut, Ketua HMI
Nada kecewa juga disampaikan oleh Ketua HMI Cabang Sangatta yang juga merupakan alumni dari Sekolah Tinggi Pertanian Kutim,dirinya menyayangkan apa yang dilakukan oleh Bayan Group. Seharusnya menurut dirinya bantuan pendidikan yang digelontorkan oleh Bayan Group juga di berikan kepada perguran tinggi yang ada di Kutim,sebagai daerah ring satu operasi anak usaha mereka.
“Merasa sangat disayangkan ketika perusahaan Bayan Group lupa dengan perguruan di Kutim yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) dan Sekolah Tainggi Agama Islam (STAIS) , justru jangan sampai ada tagline daerah luar yang dapat enaknya nah kami yang dapat imbasnya,”jelasnya. Menurutnya perguruan tinggi yang mendapat sumbangan dana pendidikan dari Bayan Group sudah cukup mapan, berbeda hal dengan perguruan tinggi yang berada di Kutim yang masih terseok-seok pada masalah anggaran.
“ Pemkab Kutim harus tegas juga,saya yakin mereka tau untuk komitment untuk perusahaan memajukan sumber daya manusia di Kutim,”katanya. Lanjut dia STIPER Kutim juga memiliki nila esensi yang penting untuk dunia pertambangan kedepannya jadi sangat butuh untuk di dukung. Sementara itu Biro Komunikasi Politik Fraksi Rakyat Kutim (FRK),Erwin Febrian Syuhada,menuturkan dengan tidak diberikannya dana bantuan pendidikan di Kutim maka perusahaan tersebut telah menunjukkan adanya pengabaian terhadap kebutuhan masyarakat lokal.
“Dengan menolak memberikan dana CSR bagi dunia pendidikan di Kutim maka perusahaan terkesan mengabaikan kebutuhan masyarakat lokal yang dapat di dukung melalui investasi di sektor pendidikan,kesehatan atau infrastruktur lainnya,” jelas Erwin.
Saiful Ahmad,Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Himpunan Pelajar Mahasiswa Kutai Timur dan mantan Ketua Yayasan Pendidikan Kutai Timur (YPKT)
Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Himpunan Pelajar Mahasiswa Kutai Timur yang juga mantan Ketua Yayasan Pendidikan Kutai Timur (YPKT), Saiful Ahmad juga tidak bisa menyembunyikan kekecawaannya yang mendalam terhadap perusahaan yang mengeruk sumber daya alam Kutim,namun tidak memberikan perhatian lebih kepada pendidikan di Kutim.
“Jadi sangat disayangkan,tapi Kutim sebagai ring satu tapi tidak diperhatikan,karena diambil batu baranya,nah kami pertama yang kena resiko,harusnya kan STIPER dan STAIS sebagai ring satu yang dibntu,mana manfaatnya jadinya?.STIPER waktu saya menjadi ketua YPKT belum pernah dibantu oleh Perkasa Inakakerta yang masuk dalam anak usaha Bayan Group,”ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya PT.Bayan Resources Tbk memberikan bantuan dana pendidikan kepada beberapa perguruan tinggi di Pulau Jawa dan perguruan tinggi di Kaltim,tanpa adanya bantuan pendidikan tersebut “mampir” ke perguruan tinggi di Kutim. Gambaran ini menjadi sebuah gambaran ironi dari suatu daerah penghasil emas hitam. Salah seorang anggota DPRD Kutim Komisi A,Hasbullah Yusuf menyesalkan apa yang dilakukan oleh Bayan Group. Dalam pernyataannya kepada balikpapantv.co.id,Senin (31/7/2023),Hasbullah mengatakan STIPER dan STAIS perlu untuk dibantu sarana penunjang perkuliahannya namun yang terjadi adalah yang jauh dibantu tetapi yang didepan mata dan hidung tidak ada bantuan dari Bayan Group. “ Perusahaan punya produksi yang baik,jelas untungnya juga bertambah naik,tapi bantuannya jangankan turun,ini malah tidak ada ke STIPER dan STAIS,kan harusnya ada,”katanya.
Politisi asal Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Kutim ini pun mempertanyakan soal keseriusan niat Bayan Group di dunia pendidikan di Kutim. “ Kan di Kutim ini ada dua sekolah tinggi yang dikelola Pemkab Kutim, STIPER dan STAIS apalagi dua sekolah tinggi itu tujuannya dibangun jelas untuk mencerdaskan sumber daya manusia di Kutim, apalagi di Kutim ada PT.PIK (Perkasa Inakakerta) yang merupakan anak usaha Bayan Group, mana bantuan mereka ke dunia pendidikan Kutim?,” beber Hasbullah.
Dikutip dari laman resmi Kementrian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), PT.Perkas Inakakerta memiliki operasi pertambangan di Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutim. Kepemilikan saham atau pemegang saham yang tercatat di sistem Minerba One Data Indonesia (MODI) sebesar 75 persen saham dimiliki oleh Bayan Resources Tbk dan sebesar 25 persen dimiliki oleh Bayan Energy yang mana pemegang jabatan Direktur Utama di duduki oleh Low Tuck Kwong seorang pegusaha batu bara yang juga sebagai pendiri dari Bayan Resources.