Daripada Hanya Meminta Warga Hemat Air, DPRD Balikpapan Mendorong Pemerintah Kota untuk Memiliki Rencana yang Terstruktur terkait Air Baku

Pemkot Balikpapan seharusnya mampu membangun penampungan air di ke-34 kelurahan sebelum masuk musim kemarau. Hal ini disebabkan sebelumnya Kota Balikpapan juga mengalami banjir atau genangan air, sehingga ada kesempatan untuk mengumpulkan air yang tersedia

Daripada Hanya Meminta Warga Hemat Air, DPRD Balikpapan Mendorong Pemerintah Kota untuk Memiliki Rencana yang Terstruktur terkait Air Baku
MAKIN KRITIS: Air dari Waduk Teritip diperkirakan hanya bisa disedot untuk produksi air bersih hingga akhir Oktober. Hanya hujan dengan curah tinggi yang bisa memperpanjang usia air baku dari sini.ANGGI PRADITHA/KP.prokal.co

balikpapantv.co.id,BALIKPAPAN-Pemerintah Kota (Pemkot) dinilai kurang memiliki visi untuk menyediakan air bersih di Kota ini. Meminta warga agar menghemat air dengan mandi hanya sekali sehari tidak dianggap sebagai solusi. Hal ini karena warga Kota Minyak harus menghemat penggunaan air mengingat berkurangnya pasokan air baku dari Waduk Manggar dan Waduk Teritip yang mengalami kekeringan. Sebagai langkah antisipasi, Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) menerapkan skema penggiliran distribusi air selama dua pekan dari 9 hingga 20 Oktober. Sebanyak 43.014 pelanggan atau sekitar 40-48 persen terdampak dari skema ini. Pihak PTMB berharap agar hujan segera turun untuk menambah level air di waduk, sementara meminta kepada masyarakat untuk bijak dalam menggunakan air. Mengamati krisis air yang terjadi di Kota Minyak, DPRD Balikpapan menyarankan agar Pemkot Balikpapan merumuskan cara untuk mengatasi kekeringan, terlebih PTMB telah mengungkapkan bahwa pasokan air di waduk hanya bertahan hingga paling lama 6 November jika tidak ada hujan. Wakil Ketua DPRD Balikpapan, Sabaruddin Panrecalle juga menyoroti kesiapan PTMB dan Pemkot Balikpapan sebelum terjadinya musim kemarau yang panjang.

Dia berpendapat bahwa Pemkot Balikpapan seharusnya mampu membangun penampungan air di ke-34 kelurahan sebelum masuk musim kemarau. Hal ini disebabkan sebelumnya Kota Balikpapan juga mengalami banjir atau genangan air, sehingga ada kesempatan untuk mengumpulkan air yang tersedia.

“Sekarang musim kemarau baru mereka panik. Enak saja bilang hemat air, mandi satu kali sehari,” katanya dengan nada protes.

Dia melihat bahwa cadangan air di waduk bisa habis dalam waktu dekat apabila tidak ada curah hujan. Sabaruddin menyarankan agar Pemkot Balikpapan dapat mengantisipasi masalah ini dengan memanfaatkan sumur bor dan sumber air lainnya dengan lebih optimal.

 “Ujung-ujungnya suruh kita salat meminta hujan. Mereka tidak visioner,” ucapnya.

Dia berpendapat bahwa Balikpapan dikelilingi oleh sungai, sehingga Pemkot Balikpapan seharusnya menggunakan konsep British Water. Menurut konsep tersebut, air asin dapat dicampur dengan air sungai dan air payau untuk menghemat sumber daya air. Selain itu, terdapat juga waduk di beberapa lokasi di antaranya di Kampung Baru, Karang Joang, dan Manggar.

“Kita bisa ambil air laut, larikan ke Waduk Teritip, tidak bakal habis air laut itu,” ujarnya. 

Dia berharap agar PTMB dapat meningkatkan pelayanan mereka kepada pelanggan, namun ia menyadari bahwa masalah ini tidak bisa hanya disuarakan oleh DPRD Balikpapan sendiri. Sabaruddin mengatakan bahwa semua pihak harus bersama-sama menyoroti masalah ini, karena menyuruh masyarakat untuk menghemat air tidak akan memberikan solusi jika masalah utamanya bersumber dari kekurangan air baku.