Curahan Qalbu Sang Mantan Pecandu
Arif Bolly menceritakan kehidupannya yang hitam saat menjandi pecandu narkoba hingga akhirnya dia menjadi konselor bagi pecandu narkoba

balikpapantv.co.id,Balikpapan - Menjadi seorang pecandu narkoba tentu tidak di sangka sangka oleh seorang Arif Bolly ( 33 ),pemuda dari kota Sangatta,Kutai Timur. Meski di sebagian generasi muda menjadi lifestyle atau gaya hidup sebagai pemakai narkoba, namun bagi sebagian besar kalangan masyarakat hal tersebut adalah aib yang harus dihindari. Arif Bolly ( 33 ) seorang pemuda mantan pecandu narkoba bercerita secara singkat kisah hidupnya saat masih menjadi pecandu narkoba dan harapannya setelah menjadi mantan pecandu narkoba
Arif Bolly menceritakan kehidupannya yang hitam saat menjandi pecandu narkoba hingga akhirnya dia menjadi konselor bagi pecandu narkoba, yang sempat dipandang sebelah mata oleh lingkungan social hingga akhirnya dia bisa mendapatkan kepercayaan kembali di lingkungan social.
“Saya mulai SMP sudah menjadi pemakai narkoba jenis sabu dan ganja, saya menjadi pecandu narkoba selama 12 tahun, awalnya coba-coba tapi lama kelamaan keterusan,” ujarnya.
Arif mengatakan dirinya sempat berhenti menggunakan narkoba saat menikah namun dirinya kembali terjerumus kembali dalam dunia kelam narkoba,hingga pernikahan dengan pujaan hatinya kandas berujung perceraian. Tak ayal pandangan negative kepada dirinya sebagai pecandu narkoba melekat dirinya,bahkan orang tua dan keluarganya seakan lelah mengurus hidupnya.
Akhirnya singkat cerita, Arif pun harus berurusan dengan pihak berwajib karena laporan dari orang tuanya sendiri dan dirinya dimasukan di panti rehabilitasi BNN tanah merah kota Samarinda selama 5 bulan di tahun 2022, kemudian setelah selesai dia berangkat ke kota Bogor untuk melakukan pelatihan sebagai konselor di salah satu yayasan panti rehabilitasi di kota hujan itu.
“ Panti rehabilitasi tidak sengeri apa yang di bayangkan oleh masyarakat umum,disana pengalaman saya di beri edukasi tentang agama dan tentu saja ada program pemutusan zat adektif serta di beri pandangan bahwa memang aka nada penolakan social,namun dari situ mantan pecandu harus bangkit dan membuktikan bahwa secara social kami bisa berkontribusi secara positif,”kata Arif.
Peluang penerimaan secara social Arif sebagai mantan pecandu narkoba terbuka lebar dikala permulaan tahun 2023 dikala dirinya di beri arahana dan di tamping oleh anggota DPR RI asal Kalimantan Timur, Irwan, hingga akhirnya Arif terjun ke dunia politik yang memang melekat pada keluarga besarnya.
“ Saya tidak pernah kepikiran dan kebayang menjadi seorang pejabat politik walau keluarga besar saya kental suasanan politik,tapi yang jelas saya dengan politik ingin mengabdikan diri kepada masyarakat terutama memberi contoh kepada mantan pencandu bahwa masih ada tempat di lingkungan social yang masih mau menerima kita,” ucapnya.
Dalam kesehariannya arif aktif dalam mengumpulkan orang-orang yang menjadi mantan pecandu narkoba untuk memberikan bimbingan untuk bisa bertahan dan berkreatifitas melalui kegiatan diskusi bersama yang rutin dirinya lakukan.
“ Sebagai seorang konselor adiksi,saya berikan pemahaman kepada saudara-saudara saya yang mantan pecandu untuk bisa menunjukkan bahwa kita masih pantas diterima di masyarakat,tentu dengan pesan abang Irwan yang saya ingat berikan yang terbaik kepada masyarakat jangan pamrih,intinya niat dalam diri kita sendiri untuk berbuat bagi diri sendiri termasuk untuk lepas dari narkoba itu dari diri sendiri,tanpa itu walau masuk panti rehab jutaan kali tidak akan bisa sembuh,”tutupnya.