BRIN Mendorong Penanganan Bencana Melalui Sistem Antariksa dan Teknologi Nuklir di Sidang UNCOPUOS ke-61
Emanuel Sungging Mumpuni, kepala Pusat Riset Antariksa di Badan Riset dan Inovasi Nasional Indonesia, berbicara di sidang UNCOPUOS di Wina.Mumpuni berharap OOSA atau Office of Outer Space Affair mendukung program Kapasitas Hybrid dan Kelompok Kerja Nuclear Power Source,serta keterlibatan inklusif dalam diskusi dengan International Atomic Energy Agency (IAEA) dan negara-negara yang memiliki pengalaman dalam teknologi nuklir.
Selasa, 6 Februari 2024 , 09.20 WITA
BRIN Mendorong Penanganan Bencana Melalui balikpapantv.co.id- Emanuel Sungging Mumpuni, selaku Kepala Pusat Riset Antariksa di Badan Riset dan Inovasi Nasional Indonesia, menyampaikan pernyataan dari Pemerintah Indonesia pada sidang ke-61 Scientific and Technical Subcommittee (STSC) United Nations Committee on the Peaceful Uses of Outer Space (UNCOPUOS) di Wina pada hari Rabu (31/1). Dilaporkan pada brin.go.id pada Selasa (6/2), Mumpuni menyampaikan terima kasih pada Office of Outer Space Affair (OOSA) atas fasilitas yang diberikan untuk partisipasi program luar angkasa PBB. Indonesia juga telah memperbarui Memorandum of Understanding (MoU) dengan OOSA pada tahun lalu, terkait penanggulangan bencana dengan menggunakan sistem antariksa.
BRIN dapat menyediakan layanan data dan informasi berbasis luar angkasa melalui Indonesia Regional Support Offices (RSO)-United Nations Platform for Space-based Information for Disaster Management and Emergency Response (UNSPIDER). Mumpuni berharap OOSA tetap mempertahankan format hybrid program kapasitas bagi Indonesia dan mendukung program Kelompok Kerja Nuclear Power Source (NPS).
Mumpuni juga menyatakan perlunya keterlibatan inklusif dalam diskusi dengan International Atomic Energy Agency (IAEA), serta negara-negara yang memiliki pengalaman dengan reaktor fisi nuklir, sistem tenaga baru, dan radioisotop. Indonesia mendukung diskusi terkait implementasi Pedoman Long Term Sustainability of Outer Space (LTS), termasuk dukungan penuh pada Lokakarya tentang Keberlanjutan Jangka Panjang Kegiatan Luar Angkasa yang ke-61. Seorang perwakilan Indonesia menyatakan bahwa GSO atau Orbit Geostasioner merupakan sumber kekayaan alam yang bernilai strategis dan ekonomi.
Menurut perwakilan Indonesia, UNCOPUOS berwenang untuk membahas aspek-aspek GSO dan berharap subkomite dapat memutuskan untuk memberikan akses GSO yang adil, dengan mempertimbangkan kebutuhan, kepentingan, serta posisi geografis bagi negara-negara berkembang. UNCOPUOS mengadakan rangkaian sidang internasional setiap tahunnya, yang difasilitasi oleh PBB. Tujuan sidang tersebut adalah untuk membahas penggunaan antariksa secara damai di antara negara-negara di dunia.