Bijak Gunakan Air Bersih, Warning !!! Musim Kering Mulai Masuk ke Kalimantan.

Wilayah Indonesia bagian selatan khatulistiwa menjadi wilayah yang akan banyak mengalami kekeringan karena wilayah tersebut merupakan daerah monsunal.

Bijak Gunakan Air Bersih, Warning !!! Musim Kering Mulai Masuk ke Kalimantan.
Dampak El Nino juga berpengaruh pada peningkatan frekuensi kejadian karhutla yang mulai signifikan sejak awal Juli lalu.

balikpapantv.co.id, JAKARTA- Sejumlah daerah dilaporkan mengalami krisis air bersih akibat mulai masuknya musim kering,meski El Nino diprediksi akan memasuki puncak di bulan Agustus 2023. Ardhasena Sopaheluwakan, Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan fenomena El Nino yang mendatangkan musim kemarau akan berlangsung sampai akhir Oktober 2023.

Karena itu, masyarakat diminta lebih bijak dalam menggunakan air. Wilayah-wilayah yang akan banyak mengalami kekeringan karena kemarau secara umum berada di wilayah Indonesia bagian selatan khatulistiwa. Di antaranya, meliputi Sumatra sisi selatan (Jambi, Sumsel, Lampung), Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah bagian selatan, Sulawesi Tengah ke selatan, keseluruhan Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara serta Merauke. ”Terutama di Jateng ya, walaupun sekali-dua kali mungkin masih ada hujan, tapi neraca airnya defisit,” jelas pria yang karib disapa Sena itu, (27/7).

Menurut dia, wilayah Indonesia bagian selatan khatulistiwa menjadi wilayah yang akan banyak mengalami kekeringan karena wilayah tersebut merupakan daerah monsunal. Yakni, daerah dengan pola musim jelas antara kemarau dan hujan. Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengungkapkan, secara umum, El Nino akan berdampak pada dua jenis bencana. Yakni, kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Kekeringan juga akan berdampak langsung pada berkurangnya cadangan air. Hal tersebut tentu akan berpengaruh pada pertanian dan pasokan air bersih untuk masyarakat.

”Dampak El Nino juga berpengaruh pada peningkatan frekuensi kejadian karhutla yang mulai signifikan sejak awal Juli lalu,” ucapnya. Pemerintah, lanjut Suharyanto, telah melakukan serangkaian persiapan. Mulai rapat tingkat menteri hingga rapat kabinet yang dipimpin langsung presiden. Kemudian, apel kesiapsiagaan dari daerah-daerah rawan karhutla. Untuk langkah mitigasi, BNPB bersama BRIN, TNI-AU, dan BMKG juga telah melakukan serangkaian operasi TMC untuk memastikan ketersediaan air di waduk, danau, embung, dan tempat-tempat penyimpanan air lain. ”Ini tujuannya agar bisa dimanfaatkan untuk kondisi kedaruratan maupun dalam rangka membasahi lahan agar tidak terlalu rawan kebakaran,” ujarnya.

BNPB juga mendorong dukungan logistik berupa alat perangkat untuk operasi darat. Seperti pompa air berbagai jenis lengkap dengan selang, nozel dan kelengkapan lain, serta APD dan perangkat dukungan lain di enam provinsi prioritas. Yakni, Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalteng, dan Kalsel. Termasuk menyiagakan tidak kurang dari 31 heli patroli dan water bombing untuk dukungan operasi udara. ”Untuk kekeringan, data BNPB memperlihatkan bahwa kekeringan paling banyak dilaporkan di Jateng dan Jatim. Ini sejalan dengan data BMKG yang memperlihatkan bahwa dua lokasi tersebut mulai jarang hujan sehingga daerah hutan dan semak sangat rentan terbakar,” bebernya.

BNPB mendorong daerah-daerah yang mulai merasakan dampak kekeringan segera menetapkan status siaga darurat kekeringan. Sehingga bisa didukung operasi TMC untuk membasahi lahan maupun mengisi cadangan air.

Direktur Air Minum Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Anang Mukhlis menambahkan, untuk mengatasi bencana kekeringan, pihaknya memiliki perpanjangan tangan di setiap daerah. Yakni melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) di setiap provinsi. Untuk antisipasi bencana kekeringan telah tersedia mobil tangki air dan mobil instalasi pengolahan air yang jika diperlukan sewaktu-waktu bisa meluncur ke lokasi bencana.

Dikonfirmasi terpisah, Kementerian Sosial telah menyalurkan sejumlah bantuan untuk warga terdampak kekeringan. Salah satunya, di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Plt Direktur Perlindungan Korban Bencana Alam Kemensos Adrianus Alla mengatakan, bantuan logistik dikirim sejak Senin (24/7) dari gudang logistik di Jakarta dan Jayapura. Jenis bantuan yang dikirim Kemensos meliputi makanan siap saji 4.000 paket, makanan anak 4.000 paket, lauk-pauk siap saji 2.000 paket, sarden 25 dus, kornet 32 dus, sosis 83 dus, abon sapi 15 dus, dan biskuit 18 dus.

Lalu, tenda gulung 500 lembar, pakaian anak (TK, SD, dan SMP) 3.000 setel, pakaian dewasa 4.000 setel, celana dewasa 4.000 lembar, dan selimut 4.000 lembar. ”Yang paling dibutuhkan masyarakat adalah bahan makanan,” katanya. Setidaknya 7.500 jiwa warga di dua distrik tersebut yang terdampak kekeringan. Dia mengatakan, setelah fenomena hujan es pada awal Juni, tanaman umbi yang merupakan makanan pokok warga layu dan busuk. Namun, setelahnya sama sekali tidak turun hujan.