Berbagai Daerah Kembangkan Potensi Energi Bersih Lokal, PLN Serap Hingga 37,7 MW Listrik dari Sampah dan Minihidro

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan bahwa upaya menekan emisi gas rumah kaca (GRK) harus dilakukan. Hal itu juga dilakukan oleh PLN dalam beberapa tahun terakhir. PLN menekankan komitmennya dalam melakukan pengurangan emisi GRK dengan menghentikan 13 Giga Watt (GW) pembangkit batubara yang, pada saat itu, baru dalam tahap perencanaan. Hal itu diharapkan dapat menghindarkan Indonesia dari produksi emisi 1,8 miliar metrik ton CO2 selama 25 tahun ke depan.

Berbagai Daerah Kembangkan Potensi Energi Bersih Lokal, PLN Serap Hingga 37,7 MW Listrik dari Sampah dan Minihidro
Penandatanganan PJBL dilakukan oleh Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dan Presiden Direktur PT Indo Green Power Shao Jianli untuk PLTSa Kota Palembang sebesar 17,7 MW. Sedangkan dua PJBTL lainnya ditandatangani oleh Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Wiluyo Kusdwiharto, dengan PT Tiara Tirta Energi untuk PLTM Salu Noling sebesar 2 x 5 MW dan PT Arkora Hydro Malili untuk PLTM Tomoni sebesar 2 x 5 MW.

balikpapantv.co.id,JAKARTA-PT PLN (Persero) akan menyerap listrik dari tiga Pembangkit Listrik Energi Baru dan Terbarukan (PLTB) dengan total kapasitas mencapai 37,7 MW. Ketiga PLTB tersebut adalah Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Kota Palembang, Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Salu Noling, dan PLTM Tomoni. Penandatanganan tiga Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) dilakukan di Jakarta pada Kamis, 21 Desember.

Penandatanganan PJBL dilakukan oleh Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dan Presiden Direktur PT Indo Green Power Shao Jianli untuk PLTSa Kota Palembang sebesar 17,7 MW. Sedangkan dua PJBTL lainnya ditandatangani oleh Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Wiluyo Kusdwiharto, dengan PT Tiara Tirta Energi untuk PLTM Salu Noling sebesar 2 x 5 MW dan PT Arkora Hydro Malili untuk PLTM Tomoni sebesar 2 x 5 MW.

Menanggapi tantangan pemanasan global, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan bahwa upaya menekan emisi gas rumah kaca (GRK) harus dilakukan. Hal itu juga dilakukan oleh PLN dalam beberapa tahun terakhir. PLN menekankan komitmennya dalam melakukan pengurangan emisi GRK dengan menghentikan 13 Giga Watt (GW) pembangkit batubara yang, pada saat itu, baru dalam tahap perencanaan. Hal itu diharapkan dapat menghindarkan Indonesia dari produksi emisi 1,8 miliar metrik ton CO2 selama 25 tahun ke depan, kata Darmawan.

Selain penandatanganan PJBL tadi, PLN juga sedang mendorong penyediaan proyek pembangkit EBT yang lebih besar dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030. Ini membuat RUPTL 2021-2030 menjadi acuan paling hijau dalam sejarah kelistrikan Indonesia.

Dalam hal ini, Darmawan menekankan bahwa upaya perubahan energi tidak dapat dilakukan tanpa dukungan dari semua pihak. Ia mengajak masyarakat, pemerintah, dan pelaku bisnis untuk berpartisipasi dalam mendorong transisi energi sebagai upaya bersama mengurangi emisi GRK dan mendukung keberlangsungan lingkungan hidup di masa yang akan datang.

"Untuk mendukung transisi energi, satu-satunya cara melalui kolaborasi. Kolaborasi strategi, inovasi teknologi dan investasi. Kolaborasi ini juga meliputi segmen lokal, nasional, regional hingga global," lanjut Darmawan. 

Darmawan menegaskan bahwa upaya mendorong proyek EBT akan terus dilakukan ke depannya. Sementara itu, Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Wiluyo Kusdwiharto, menjelaskan bahwa energi listrik dari dua PLTM tersebut dapat menjadi sumber pasokan listrik bagi wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (Sulselrabar). Hal ini penting untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat di wilayah ini dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan.

"Selain sumber pasokan listrik, diharapkan dapat meningkatkan kondisi sistem operasi kelistrikan di wilayah Sulselrabar," ungkap Wiluyo.

Selain itu, PLTM Salu Noling dan PLTM Tomoni adalah proyek pembangkit EBT yang tercantum dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030. Selain meningkatkan bauran EBT, proyek-proyek yang listriknya akan diserap oleh PLN ini juga akan membantu mengurangi konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan menurunkan emisi CO2. PLTM Salu Noling dan PLTM Tomoni ditargetkan dapat beroperasi secara komersial atau disebut Commercial Operations Date (COD) pada 2026.

Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Wiluyo Kusdwiharto, juga menjelaskan bahwa proyek PLTSa Kota Palembang mendorong penggunaan sampah hingga mencapai 1.000 ton setiap harinya. Kehadiran proyek ini memberikan kontribusi signifikan dalam peningkatan penggunaan bauran EBT dan juga penurunan emisi karbon sekitar 111 ribu ton CO2 per tahun.

Sedangkan Director of Investment Zheneng Jinjiang Environment, Liu Tian, menganggap kerja sama ini sebagai bentuk kemitraan untuk pengembangan energi terbarukan dan program lingkungan hidup di Indonesia. Ia menegaskan bahwa perusahaan yang ia pimpin siap untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman pengelolaan teknologi sebagai bentuk kontribusi terhadap lingkungan hidup di Indonesia. Liu Tian berharap kerja sama antara Zheneng Jinjiang Environment dan PLN akan berjalan dengan baik dengan dukungan teknologi dan pengalaman yang dimiliki keduanya, khususnya dalam mengurangi sampah melalui program penurunan emisi karbon.

"Kami bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman pengelolaan teknologi sebagai kontribusi terhadap perlindungan lingkungan hidup Indonesia, termasuk untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam mengurangi sampah melalui program emisi karbon," ujar Liu Tian.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Palembang, Akhmad Mustain, merasa bersyukur atas proses panjang pembangunan PLTSa di kotanya yang dimulai sejak tahun 2017. Ia berharap proyek PJBL terbaru ini akan menjadi contoh bagi kota lain di Indonesia dalam mewujudkan komitmen negara terhadap pengurangan sampah.

"Sekali lagi kami mengucapkan ribuan terima kasih. Proses ini berjalan sangat luar biasa, ini adalah proyek yang masih relatif baru, saat ini hanya Surabaya, Solo dan Palembang yang ketiga. Tentunya PJBL ini akan menjadi pembelajaran juga untuk kota-kota lain yang masuk ke PLTSa tahun 2025," ujarnya.