Again And Again,Pelayanan Air Bersih Turun Lagi Nih Jadi 50 Persen 

Perumda AMDT PPU telah berusaha untuk memulihkan ketersediaan air baku, sehingga diharapkan layanan untuk ribuan satuan sambungan rumah (SR) yang terletak dari Penajam hingga Petung di Kecamatan Penajam dapat kembali normal.

Again And Again,Pelayanan Air Bersih Turun Lagi Nih Jadi 50 Persen 
Penurunan kapasitas produksi Perumda AMDT PPU telah berdampak pada wilayah pelayanan yang mengalami tekanan air yang rendah, bahkan tidak mengalir, dan kualitas air yang didistribusikan terdapat warna keruh atau hitam.

balikpapantv.co.id,PPU- Perumda AMDT PPU, yakni Perusahaan Umum Daerah Air Minum Danum Taka, telah mengurangi distribusi air bersih sebesar 50% mulai Senin, 30 Oktober. Langkah ini diambil setelah debit air pada Sungai Lawelawe, yang digunakan sebagai bahan baku air bersih terus menurun. Debit air sebelumnya telah mencapai ketinggian 110 sentimeter, namun kini berada di bawah angka tersebut. Abdul Rasyid, direktur Perumda AMDT PPU, menyatakan bahwa tidak menurunkan produksi air bersih akan memengaruhi kapasitas dan kualitas produksi, yang menyebabkan penurunan layanan distribusi air sebesar 50%.

Abdul Rasyid melanjutkan penjelasannya bahwa penurunan kapasitas produksi Perumda AMDT PPU telah berdampak pada wilayah pelayanan yang mengalami tekanan air yang rendah, bahkan tidak mengalir, dan kualitas air yang didistribusikan terdapat warna keruh atau hitam. Ada sepuluh wilayah pelayanan di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Lawelawe yang terganggu, yaitu warga pelanggan di Kelurahan Penajam, Kelurahan Gunung Seteleng, Kelurahan Nenang, Kelurahan Nipahnipah, Kelurahan Sungai Parit, Kelurahan Lawelawe, Kelurahan Petung, Desa Girimukti, Desa Giripurwa, dan Desa Sidorejo.

Sebelumnya, Perumda AMDT PPU telah berusaha untuk memulihkan ketersediaan air baku, sehingga diharapkan layanan untuk ribuan satuan sambungan rumah (SR) yang terletak dari Penajam hingga Petung di Kecamatan Penajam dapat kembali normal.

Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah melepaskan dan membuka dua dari tiga cadangan air baku yang ada pada genangan Bendungan Lawelawe, rawa warga dan rawa milik PT Pertamina (Persero), dalam harapan untuk meningkatkan level air baku. Namun, menurut Abdul Rasyid, upaya itu tidak berhasil meningkatkan debit air. Upaya lain yang direncanakan adalah penggarukan sisa-sisa air di Bendungan Lawelawe dengan menggunakan alat berat amfibi, tetapi dibatalkan karena Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) PPU khawatir merusak struktur bangunan bendungan. Terkait hal ini, Kepala Dinas PUPR PPU, Riviana Noor, membenarkan dan mengatakan bahwa normalisasi daerah aliran air (sungai) dapat dilakukan.

“Tetapi, kalau masuk di dalam area tubuh bendung dikhawatirkan dapat merusak tubuh bendung atau bangunan bendung,” kata Riviana Noor.

Abdul Rasyid mengimbau masyarakat untuk bijak dalam menggunakan air karena ketersediaan bahan baku air yang cenderung terus menurun. Hal ini diungkapkan olehnya kemarin.

Kami berharap warga menggunakan air secukupnya, tampung air pada bak, tandon, dan drum yang tersedia. Tutup keran air apabila sudah penuh, dan jangan tinggalkan rumah pada saat sedang melakukan pengisian bak air,” ujarnya.

Abdul Rasyid juga meninggalkan nomor HP/WA, yaitu 085212102436, yang bisa dihubungi oleh warga untuk melaporkan pipa distribusi air yang bocor.